BARA panas di antara pelatih dan pemain timnas Pra-Piala Dunia 2014,
terpantik dan meluas sejak menderita kekalahan dari Bahrain. Lebih
tepatnya, bermula dari gol pertama Bahrain yang dicetak gelandang Sayed
Ebrahim. Gol di penghujung babak pertama akibat kelengahan Muhammad
Nasuha, Hamka Hamzah serta Muhammad Roby membuat pelatih Wim Rijsbergen
marah besar.
Inilah yang kemudian memicu pergolakan di internal timnas. Kecewa dengan
gol tersebut dan permainan di babak pertama, pelatih asal Belanda itu
menumpahkan seluruh amarahnya di ruang ganti saat jeda. Bukan hanya
kemarahan biasa, luapan amarah disertai sumpah serapah yang tidak pantas
dianggap melebihi batas.Tidak berhenti di situ, dalam sesi jumpa pers usai laga, dia juga menumpahkan seluruh kesalahan kepada tim yang dianggapnya bukan merupakan timnya. Inilah yang kini menjadi misteri, apa yang sebenarnya terjadi di ruang ganti kala itu. Dalam sebuah wawancara, mantan pelatih Indonesia Alfred Riedl pelan-pelan mulai membuka tabir kelam kamar ganti.
"Ketika Rijsbergen ditunjuk (sebagai pelatih), saya bersikap netral kepadanya. Tapi, saya mendengar dari berbagai saksi bahwa pelatih menghina pemain saat jeda melawan Bahrain. Dia berteriak , F**k you all. If you don't play better in the second half I will kick all of you out (….. Apabila kalian tidak bermain baik di babak kedua, saya akan tendang kalian semua dari tim ini)," tutur Riedl menirukan makian tidak pantas Wim yang didengarnya dari pemain.
Atas sikap tidak pantas itu, Riedl mengaku sungguh tidak percaya, namun ini benar-benar terjadi. Daripada memaki pemain, menurutnya lebih baik memberi semangat kepada pemain agar mampu mengejar ketertinggalan. "Di Eropa, (bila memaki dan menghina seperti itu-red) Anda bisa langsung dipecat, atau dipukul pemain. Setelah itu saya tidak lagi berpihak pada Rijsbergen. Dia tidak layak menjadi pelatih timnas Indonesia."
Bila benar apa yang diungkapkan Riedl, dapat dibayangkan situasi saat itu. Ini pula yang mungkin menjadi jawaban, para pemain terlambat memasuki lapangan untuk memainkan babak kedua. Saat jeda pertandingan berakhir, seluruh pemain Bahrain bergegas keluar dari kamar ganti dan berlarian ke lapangan.
Begitu pula dengan seluruh perangkat pertandingan. Namun di lain pihak, untuk beberapa lama belum terlihat satupun pemain Indonesia keluar dari ruang ganti. Begitu terlihat, mereka berjalan satu persatu dengan rentang waktu yang cukup lama. Bahkan wasit asal Korea, Lee Min Hu harus berulang kali meniup peluit agar pemain Indonesia segera bergegas memasuki lapangan.
Akibatnya laga babak kedua terlambat dimainkan sekurangnya lima menit. Ditambah jeda laga 15 menit, berarti timnas Indonesia berada di ruang ganti sekitar 20 menit. Apa yang sebenarnya terjadi dalam tempo itu?
Kunci Kesuksesan
Sebagaimana menjadi rahasia umum, meski tidak berhubungan langsung dengan pertandingan, suasana ruang ganti seringkali menjadi kunci kesuksesan sebuah tim. Dalam sepak bola modern, ruang ganti bukan hanya sebagai tempat para pemain mengganti baju, mempersiapkan diri, dan mendengar instruksi pelatih, namun mempunyai arti yang lebih.
Bahkan tim fantastis yang dinilai memainkan sepak bola terbaik sepanjang sejarah, Barcelona pun diantaranya menggantungkan kesuksesan berawal dari ruangan ini.
"Ketika saya tiba di sini, pelatih bersama rekan baru saya langsung memberikan dukungan pada saya. Mereka memberi tahu saya bahwa mereka telah memilih saya dan mereka yakin kalau mereka tidak melakukan kesalahan. Sedikit demi sedikit sayapun mengetahui pribadi rekan-rekan saya di ruang ganti. Ini bukanlah dongeng, tapi sesuatu yang normal. Semuanya bisa santai di ruang ganti karena semuanya berjalan secara harmonis," ungkap David Villa menuturkan kunci sukses Barcelona dari ruang ganti.
Cerita ruang ganti telah banyak diuraikan dalam berbagai tulisan bahkan menjadi inspirasi para sutradara. Karena harmonisasi inilah, Barcelona di awal Guardiola menjadi pelatih, berani membuang Ronaldinho dan Samuel Eto'o. Alasannya, kedua bintang utama Barcelona itu dianggap mulai memantik disharmonisasi di ruang ganti.
Sedemikian sakralnya ruangan ini, setelah insiden di ruang ganti dan ruang konferensi pers, bara di timnas kemudian tidak dapat lagi disembunyikan. Sejumlah pemain yang merasa tersinggung atas ucapan Wim mulai berontak dan berbicara ke publik. Sementara publik mulai membanding-bandingkan kapasitas Wim dengan Riedl, pelatih yang digantikannya.
Persoalan menjadi runyam setelah Riedl yang akhir-akhir ini bertambah dekat dengan mantan anak buahnya, sehari setelah pertandingan melawan Bahrain, bertemu dengan beberapa pemain timnas di sebuah restoran di Plaza Senayan Jakarta. Dikabarkan, pemain yang hadir di antaranya kapten Bambang Pamungkas dan kiper Markus Horison.
"Saya tidak tahu inisiatif dari siapa pertemuan itu. Pertemuan antara teman, seperti teman saja. Saya tidak bisa bilang nama pemain yang bertemu, tidak sampai tujuh pemain itu pasti Mereka ketemu sebagai teman, itu saja. Mereka curhat-curhatan," tutur Wolfgang Pikal, mantan asisten Riedl.
Tetap Dibela
Pertemuan itu membuat penangung jawab timnas Bernhard Limbong meradang. Dirinya meminta Riedl tidak lagi mencampuri urusan timnas dan dipersilahkan meninggalkan Indonesia. "Saya tak mengerti untuk apa dia memanggil para pemain. Saya tak tahu apa yang mereka bicarakan. Saya ingin Riedl meninggalkan Indonesia dan tidak lagi mencampuri urusan timnas," ujarnya.
Selain itu PSSI juga akan memanggil para pemain yang bertemu dengan Riedl. "Saya heran mengapa para pemain ngotot ingin ganti pelatih. Jika kalah wajar kecewa tapi tak perlu mencari kambing hitam, kita evaluasi bersama. Tidak bisa para pemain memilih sendiri pelatihnya," tandas Limbong.
Kecaman terhadap sikap Wim juga diungkapkan mantan bos timnas pendahulu Riedl, Benny Dollo. Sikap Wim yang menyalahkan pemain dinilainya kampungan. Sementara setelah sekian lama ditunggu kapten Bambang Pamungkas melalui akun twitter-nya mulai berkicau. "140 karakter tidak akan pernah dapat menjelaskan keadaan...."
Meski tidak secara langsung menulis tentang timnas, diduga Bambang mempunyai maksud, 140 karakter maksimal untuk menulis timeline di twitter, tidak cukup menjelaskan keadaan terkini timnas. Untuk itu dia berjanji akan menuliskan sesuatu di blog-nya pekan depan.
Sementara itu, walau Wim menuai kritikan tajam, Wim tetap mendapatkan pembelaan dari Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husein. Di sela-sela pelepasan timnas U-16, mantan Sekjen KONI itu mengatakan prestasi Wim sudah sangat baik dengan meloloskan Indonesia ke putaran ketiga Pra-Piala Dunia 2014.
"Jangan dibandingkanlah dengan kualitas pelatih yang lalu (Riedl). Dia di Piala AFF, yang hanya tingkat ASEAN saja tidak bisa juara. Sementara Wim hanya lewat persiapan singkat sudah bisa lolos putaran ketiga Pra-Piala Dunia," tuturnya.
sumber : suara merdeka