Hal ini berkaitan dengan sejarah mesin ketik yang ditemukan lebih dulu oleh Christopher Latham Sholes (1868).
Saat menciptakan mesin ketik prototype sebelumnya, malah sangat
memungkinkan kita untuk mengetik dengan lebih cepat. Terlalu cepatnya
kemungkinan dalam mengetik tersebut, sampai- sampai sering timbul
masalah pada saat itu. Seringkali saat tombol ditekan, batang-batang
huruf (slug) yang menghentak pita itu mengalami kegagalan mekanik, yang
lebih sering diakibatkan karena batang-batang itu saling mengait
(jamming).
Karena bingung memikirkan solusinya pada saat itu, Christopher Latham
Sholes justru mengacak-acak urutan itu demikian rupa sampai ditemukan
kombinasi yang dianggap paling sulit untuk digunakan dalam mengetik.
Tujuannya jelas, untuk menghindari kesalahan-kesalahan mekanik yang
sering terjadi sebelumnya.
Akhirnya susunan pada mesin ketik inilah yang diturunkan pada keyboard
sebagai input komputer dan pada tahun 1973 diresmikan sebagai keyboard
standar ISO (International Standar Organization).
Sebenarnya ada beberapa standar susunan keyboard yang dipakai sekarang
ini. Sebut saja ASK (American Simplified Keyboard), umum disebut DVORAK
yang ditemukan oleh Dr. August Dvorak sekitar tahun 1940.
Secara penelitian saat itu, susunan DVORAK memungkinkan kita untuk
mengetik dengan lebih efisien. Tetapi mungkin karena terlambat, akhirnya
DVORAK harus tunduk karena dominasi QWERTY yang sudah terjadi pada
organisasi-organisasi dunia saat itu dan mereka tidak mau menanggung
resiko rush apabila mengganti ke susunan keyboard DVORAK. Satu-satunya
pengakuan adalah datang dari ANSI (American National Standard Institute)
yang menyetujui susunan keyboard Dvorak sebagai versi “alternatif” di
sekitar Tahun 1970.
Susunan keyboard lainnya yang masih perkembangan dari susunan QWERTY
adalah QWERTZ yang dipakai di negara seperti Hungaria, Jerman, Swiss,
dll. AZERTY oleh negara Prancis dan Belgia, QZERTY, dll.